LITERARTUR REVIEW INFORMASI KESEHATAN REPRODUKSI BAGI PENYANDANG DISABILITAS TAHUN 2022
Kata Kunci:
informasi Kesehatan reproduksi, remaja, disabilitasAbstrak
Latar Belakang Di Indonesia, perkiraan jumlah penyandang disabilitas intelektual versi Stanford Binne sebanyak 2,75 persen dari 280 juta penduduk, atau sekitar 7,7 juta. Hasil Penelitian Himpunan Wanita Disabilitas Indonesia (HWDI) pada 102 responden wanita disabilitas, dengan responden pada usia remaja (13-18 tahun dan 19-24 tahun) . Ditemukan bahwa terdapat kerentanan terhadap kekerasan, termasuk kekerasan seksual, terhadap wanita disabilitas yang terjadi di lingkungan publik hingga privat, seperti kekerasan oleh pasangan (pacar/suami). Penelitian tersebut juga menemukan wanita disabilitas di Indonesia memiliki tingkat pengetahuan yang rendah terkait kesehatan reproduksi dan seksualitas. Selain itu ditemukan juga bahwa lapisan terdekat pada lingkungan psiko-sosial wanita dengan disabilitas, seperti guru, pengasuh, dan pemberi layanan kesehatan, juga memiliki pengetahuan yang rendah terkait Kesehatan reproduksi dan seksualitas individu dengan disabilitas. Rutgers WPF Indonesia adalah organisasi non-pemerintah yang bekerja untuk isu hak dan kesehatan seksual dan reproduksi serta pencegahan kekerasan berbasis gender di Indonesia yang berkomitmen dalam pemanfataan Hak Kesehatan Reproduksi Remaja (HKSR) melalui pemberdayaan dan peningkatan pengetahuan, sikap terkait akses pendidikan dan layanan kesehatan reproduksi dan seksual pada remaja ragam identitas, tak terkecuali pada remaja penyandang disabilitas di Indonesia.
Tujuan Penelitian Untuk Melakukan literarur Review Informasi Kesehatan Reproduksi Bagi Penyandang Disabilitas Tahun 2022
Metode Penelitian Penelitian ini menggunakan Tulisan ini merupakan systematic review. Pencarian artikel menggunakan databased elektronik berupa artikel ilmiah pada jurnal yang diterbitkan dalam lima tahun terakhir
Hasil Penelitian Sesuai dengan teori yang menyatakan bahwa Layanan informasi merupakan layanan memberi informasi yang dibutuhkan oleh individu. Kartini Kartono menyebutkan bahwa layanan informasi dimaksudkan untuk membantu siswa mendapatkan informasi yang diperlukan yang dapat digunakan sebagai bahan pertimbangan dan pengambilan keputusan untuk kepentingan peserta didik. Pemberian informasi dapat dilakukan dengan pendekatan kelompok dan pendekatan individual melalui ceramah, selebaran, wawancara, serta majalah dinding. Sesuai dengan teori yang dikutip bahw untuk membekali individu dengan berbagai pengetahuan dan pemahaman tentang berbagai hal yang berguna untuk mengenal diri, merencanakan, dan mengembangkan pola kehidupan sebagai pelajar, anggota dan masyarakat. Pemahaman yang diperoleh melalui layanan informasi, digunakan sebagai bahan acuan dalam meningkatkan kegiatan dan prestasi belajar, mengembangkan cita-cita, menyelenggarakan kehidupan sehari-hari dan mengambil keputusan.
Kesimpulan Pemenuhan informasi Kesehatan reproduksi pada penyandang disabilitas memerlukan keterlibatan berbagai pihak agar angka kekerasan seksual atau pelecehan pada disabilitas dapat menurun, berbagai metode informasi yang harus didapatkan oleh penyandang disabilitas hasil akhirnya harus minimal sama dengan remaja yang tidak menjadi penyandang disabilitas. Serta perlunya angka aatau data akurat yang dibutuhkan untuk memberikan asuhan yang tepat pada penyandang disabilitas.